Menulis Sebagai Bukti Perawat Itu Ada dan Hidup Selamanya

Post Top Ad

Agustus 24, 2017

Ini Anak Siapa? (Keliru mengartikan jenis golongan darah)

by , in


Aku baru saja terlelap memasuki alam bawah sadar, otakku mulai melambat. Begitu juga dengan tekanan darah, frekuensi nafas, dan curah jantung menurun. Otot-ototku mulai rileks pertanda aku sedang berada di fase tidur Non-Rem (NREM).

Mungkin aku baru saja terlepas dari kehidupan nyata dan akan memasuki alam mimpi, ya, sekitar 15 menit yang lalulah. Namun tiba-tiba terdengar nada-nada yang mengeluarkan bunyi, makin lama semakin kuat hingga membangunkan tidurku.

Sebuah nomor yang tidak aku kenali mengusik tidurku. Pukul 03.24 pagi, begitu yang tertera di smartphone-ku. Dengan posisi yang masih telungkup aku angkat telpon itu.

Terdengar suara perempuan meminta darah, dari nada suaranya sepertinya dia begitu panik, kosa katanya juga terbalik-balik, sehingga aku meminta mengulanginya.

Aku mencoba menenangkannya, kini aku tahu pemilik suara itu istri pamanku. Dia memintaku untuk mencarikan pendonor darah untuk anaknya yang sebentar lagi operasi.

Dalam percakapan singkat itu dia butuh orang yang bergolongan darah O+ sebagai pendonor, karena dia dan suaminya tidak bisa menjadi pendonor lantaran bergolongan darah A+. 

Aku pun mengiyakan untuk mencari orang bergolong darah O+. Dia berharap orang itu bisa datang ke rumah sakit pada puku 06.00 wib, karena anaknya akan dioperasi pukul 09.00 wib.

Dalam kantukku itu aku berfikir, kenapa tidak tanya ke bank darah dulu stock darah yang tersedia? Ah, ya sudahlah besok pagi aku akan membawakan temanku yang bergolongan darah O+ untuk donor. Lagian dia juga sudah lama tidak pernah donor.

****



Pagi-pagi buta, aku menelpon temanku itu. Ternyata dia baru saja bangun, karena harus bergadang semalam untuk mengirimkan berkas tulisanku yang diikutsertakan dalam lomba menulis artikel.

Dikarenakan rasa kesetiakawanannya dan jiwa relawan yang melekat padanya, dia pun mau mengabulkan permintaanku itu. Meskipun datangnya telat satu jam dan aku sempat marah-marah padanya, dia tetap bisa menenangkanku yang berjiwa koleris ini.

Sempat pula ada pertengkaran kecil atas keterlambatannya, padahal dia terlambat juga karena Aku. Maafin aku ya teman seperjalananku, yang sebentar lagi jadi teman hidupku. Hehehe.

Kami pun bergerak ke rumah sakit dan menuju instalansi transfusi darah di Rumah Sakit Umum Daerah, Zainoel Abidin Banda Aceh. Setelah mengisi formulir dan cek darah serta tekan darah, dia pun bisa untuk donor.


Petugas di ruangan tersebut meminta surat pengatar darah, atas nama pasien yang menerima donor. Aku menuju ruangan Neonatal Intensive Care Unit (NICU) tempat bayi itu dirawat. 

Rupanya sudah ada persediaan darah dari pihak rumah sakit dan pamanku lupa mengabarkannya kepadaku. Waduh..., temanku itu sudah berada di ruang transfusi darah.

Usut demi usut, ternyata pamanku semalam sedang kebingungan dengan status anaknya yang bergolongan darah O+.

Ketika perawat menjelaskan bahwa anaknya harus dioperasi dan butuh persediaan darah, dia dan istrinya sempat kaget. Kenapa anaknya bergolongan darah O+, sedangkan mereka berdua mempunyai golongan darah A+. 

Anak siapa ini?” tanya pamanku yang mulai panik kepada istrinya.

Si Perawat pun juga mempertanyakan, kenapa bisa anaknya berbeda dengan golongan darah kedua orang tuanya. 

Istri pamanku itu bertambah panik dan meminta untuk memastikan bahwa anak ini benar dari sperma suaminya. 

Bisa dibayangkan betapa kebingungannya pasangan muda itu ketika mengetahui golongan darah anaknya berbeda dengan mereka. Perdebatan kecil pun tidak bisa terelakkan diantara mereka tentang status bayi di hadapan mereka. 

Anak siapa ini? pertanyaan itu muncul lagi.

Saat itu juga perawat jaganya menanyakan kepada rekannya yang lain. Setelah beberapa menit perawat itu kembali dan menjelaskan bahwa memang biasa kalau golongan darah orang tuanya A+ akan melahirkan anak dengan golongan darah O+.

Ya, hanya itu penjelasan singkat dari perawat tersebut dan dia meminta untuk dicarikan pendonor darah O+. Mungkin saat itu pula istri pamanku menelpon ku pada waktu dini hari itu.

Kayaknya perawat itu harus belajar lagi ya tentang golongan darah, supaya tidak membingungkan pasiennya. Kan nggak lucu kalau malam-malam orang tua pasien bertengkar di ruang NICU lantaran mepertanyakan ini anak siapa?

***


Berikut penjelasan tentang turunan golongan darah dari orang tua yang dirangkum oleh perawat traveler.

Ada beberapa sistem penggolongan darah, biasanya yang sering dipakai ialah sistem ABO dan rhesus. Berdasarkan penggolongan darah ABO, darah manusia digolongkan menjadi empat yaitu golongan darah A, B, AB, dan O.

Sedangkan penggolongan darah sistem rhesus yaitu positif (+) dan negatif (-). Untuk wilayah asia seperti kita, kebanyakan memiliki rhesus positif. 

Kita harus mengingat kembali pelajaran waktu SMA pada bab genetika tentang pewarisan sifat. Percobaan yang dilakukan oleh biarawan asal Austria yang bernama Gregor Johan Mendel, terhadap persilangan kacang ercis (pisum sativum) merupakan cikal bakal lahihrnya ilmu genetika yang disebut dengan hukum Mendel.

Hukum ini jugalah yang melahirkan pewarisan sifat antara orang tua kepada anaknya. Golongan darah anak ditentukan oleh perpaduan gen dari kedua orang tuanya.

Secara genetik, dua orang yang memiliki golongan darah yang sama belum tentu mempunyai struktur gen (genotipe) yang sama. Antigen yang ada di dalam eritrosit (sel darah merah) merupakan ekspresi dari gen yang berada pada kromosom eritrosit tersebut.

Gen yang mampu memproduksi antigen berupa protein disebut isoaglutinin (I). Golongan darah ABO diatur oleh dua gen (alel) I yang berinteraksi satu sama lain.


Alel-alel dari gen I ialah IA, IB dan IO. Dalam interaksi antar alel, alel IA dan IB  dominan terhadap alel IO,

Kembali kepada kasus pamanku dan istrinya yang bergolongan darah A+. Jika diuraikan, maka begini proses persilangan genetiknya.
Jadi sangat jelas bahwa ada anaknya yang bergolongan darah O+, jika dilihat dari persilangan genetik di atas. Tak perlu dicemaskan lagi kan, ini anak siapa? 

Yang jangan sampai tiba-tiba muncul anaknya bergolongan darah B atau AB, itu perlu dipertanyakan, ini anak siapa?


Begitulah penjelasan singkat tentang pewarisan golongan darah, tidak perlu panik jika kita mengetahui ilmunya. Dari persilangan genetik ini nanti bisa kita lihat bagaimana turunan golongan darah anak-anak kita.

Kamu bisa mencoba untuk memastikan kamu anak orang tuamu atau bukan, tinggal silangkan saja gen alel yang dimiliki oleh kedua orang tuamu. Selamat mencoba!
Agustus 13, 2017

Cara Berobat Menggunakan Pelayanan Peserta BPJS Kesehatan

by , in

Kadang kita bingung bagaimana cara berobat menggunakan pelayanan peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, apa saja yang harus dibawa, bagaimana prosedurnya, dan bla bla bla bla sebagainya. 

Karena ketidaktahuan itu, banyak orang yang mengurungkan niatnya untuk menggunakan pelayanan ini. Atau ada juga yang harus bolak-balik ke tempat fotokopi karena berkas yang tidak sesuai dengan persyaratan.

Sebenarnya bagaimana sih alur pelayanan peserta BPJS Kesehatan? Di mana saja tempat yang bisa menerima pelayanan BPJS?

Alur pelayanan peserta BPJS kesehatan di RSUD ZA Aceh

Baiklah, Perawat Traveler akan berbagi dengan sahabat PeTrav yang ingin mengetahui informasi ini.

Pelayanan BPJS Kesehatan ini bisa diterima di klinik dokter yang telah bekerja sama dengan pihak BPJS, puskesmas, rumah sakit kabupaten dan daerah.

Untuk di klinik dan pusekesmas, mungkin tidak terlalu ribet ya, karena pasiennya tidak terlalu banyak. Tapi bagaimana kalau sudah ke tingkat rumah sakit, pasti antriannya mengular kerena terlalu banyak pasien.

Jadi, untuk menghemat waktu dan tenaga, kita perlu tahu jalurnya.

Jika sahabat PeTrav baru pertama kali berobat di rumah sakit umum menggunakan layanan BPJS, maka ambillah daftar antrian di loket pasien baru. Tapi jika sudah beberapa kali berobat, maka dihitung sebagi pasien lama dan nomor antriannya berada di loket pasien lama.

Apa-apa saja yang harus dilengkapi?

Sahabat PeTrav harus membawa fotokopi rangkap satu persyaratan berikut.

1. Kartu tanda penduduk (KTP)

2. Kartu keluarga (KK)

3. Surat rujukan peserta BPJS dari puskesmas atau klinik, 

4. Kartu BPJS atau Askes 

Setelah itu minta nomor antrian pada petugasnya dan sebutkan apakah sahabat PeTrav pasien baru atau lama. Karena nomor antrian dan loketnya berbeda antara pasien baru dan lama.

Nomor antriannya dikasih bersamaan dengan berkas yang sudah disiapkan ke loket registrasi

Tunggulah sampai nomor antriannya dipanggil dan berikan kepada petugas loket berkas yang telah disediakan tadi, saat tiba giliran antrian sahabat PeTrav dipanggil.

Bagi pasien baru akan mendapatkan kartu pasien dan nomor identitasnya yang dikeluarkan oleh rumah sakit, di mana tempat kita berobat. Jadi, nanti pada pengobatan berikutnya tidak perlu lagi membawa kartu BPJS, cukup memperlihatkan kartu pasien tersebut.

Kartu berobat pasien yang disediakan pihak rumah sakit

Kartu tersebut berlaku di semua instansi yang ada di rumah sakit tersebut. Misalnya ketika mengurus kamar pasien untuk rawat inap, periksa darah, USG, rontgen dan sebagainya.

Selama sahabat PeTrav menggunakan pelayanan di rumah sakit tersebut, maka kartu itu wajib dibawa.

Setelah itu kemana lagi? 

Alurnya belum selesai ne. Setelah antri di loket medical record, sahabat PeTrav mendapatkan beberapa kertas yang berisi identitas dan nama poli klinik yang akan dituju.

Kertas tersebut nantinya dikasih ke loket perawat untuk diperiksa dan ditentukan dokter yang menanganinya. Proses ini memakan waktu beberapa lama karena jika dokternya belum tiba, pasien diharuskan untuk menunggu sampai dokternya datang. 

Sistemya tetap sama menggunakan cara antrian, siapa yang duluan datang itu yang pertama dipanggil. Mungkin sahabat PeTrav harus menunggu dua, tiga jam atau bahkan setengah hari supaya bisa bertatap muka dengan dokter.

Hal ini dikerenakan biasanya dokter di poli tersebut harus mengunjugi pasiennya juga yang berada di ruang rawat inap. Makanya si dokter lama masuk ke ruang poli klinik.

Pulang atau dirawat?

Setelah konsultasi dengan dokter, ada dua kemungkinan yang bisa terjadi. Pertama jika penyakit sahabat PeTrav tidak begitu mengkhawatirkan dan bisa dirawat di rumah, maka dokter akan memberikan resep obat, atau pun menganjurkan untuk pemeriksaan lanjutan seperti pemeriksaan darah, USG, Rontgen dan pemeriksaan penunjang lainnya. 

Hasil konsultasi dokter dituliskan di kertas ini dan dilanjutkan ke tindakan berikutnya.

Pilihan kedua ialah harus dirawat inap jika penyakit yang diderita cukup mengkhawatirkan dan harus segera penanganan dokter secara intensif. 

Tugas keluarga berikutnya ialah mengurus adminitrasi untuk pasien rawat inap. Tentunya juga harus menyediakan berkas persyaratan rawat inap.

Sahabat PeTrav harus ke tempat ini untuk mengurus kamar rawat inap pasien.

Sahabat PeTrav harus ke admission center pendaftaran rawat inap untuk mengurus kamar pasien. Data yang harus dilengkapi ialah:

1. Surat pengatar rawat inap dari dokter

2. Kartu keluarga atau KTP

3. Surat rujukan peserta BPJS

4. Kartu berobat pasien

Semua persyaratan di atas harus difotokopi rangkap lima dan diberikan ke loket pendaftaran rawat inap. 

Kita juga harus menunggu sekitar 15-20 menit untuk mendapatkan buku kuning yang lengkap dengan biodata pasien, dan berbagai catatan dokter serta perawatan lainnya.

Buku catatan status pasien dan terapi pengobatan selama dirawat.

Setelah semuanya selesai, baru lah pasien bisa masuk ke kamar yang telah ditentukan dan menjalani perawatan di ruangan tersebut. Buku kuning itu akan dipegang oleh perawat ruangan sebagai catatan perkembangan pasien selama dirawat.

Semua alur yang perawat traveler sampaikan di atas berdasarkan prosedural rumah sakit yang ada di kota perawat traveler. Mungkin sistem rumah sakit di kota sahabat PeTrav lain lagi, tergantung kebijakan masing-masing rumah sakit.

Ibarat pepatah lama, di mana bumi dipijak, disitu langit dijunjung

Kalau perawat traveler bilang di mana tempat berobat, ikutilah aturan rumah sakitnya. Sebaiknya jangan sampai masuk rumah sakit, tentunya harus jaga kesehatan ya Sahabat PeTrav.

My Instagram