Menulis Sebagai Bukti Perawat Itu Ada dan Hidup Selamanya

Post Top Ad

November 22, 2018

#KAI Enam Benda yang Harus Dibawa Saat Traveling ke Daerah Pegunungan

by , in
Bukit Cinta Taman Nasional Bromo Tengger Semeru


Saat kamu melakukan traveling ke daerah pegunungan, ada perubahan fisiologis yang terjadi pada tubuhmu. Hal itu dikarenakan faktor lingkungan seperti suhu, perbedaan ketinggian, dan kandungan oksigen di pegunungan yang membuat tubuh harus menyesuaikannya dengan lingkungan sekitar. 



Sebagai seorang perawat, tentu aku mengetahui hal ini karena bila penyakit gunung menyerang seperti mountain sickness atau hipotermi bisa mengganggu perjalananmu. Oleh karena itu, saat aku traveling ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) pada Oktober lalu, aku menyiapkan benda-benda yang membantu diriku tetap sehat selama berada di daerah pegunungan. Berikut enam benda yang harus kamu bawa saat melakukan traveling ke daerah pegunungan. 


1. Tumbler 

Benda pertama yang harus sedia di tasmu yaitu tumbler yang berisi air mineral. Ketika berada di pegunungan, tubuh cepat sekali merasa haus dan lelah. Hal ini dikarenakan perubahan suhu di pegunungan jauh lebih rendah sehingga tubuh akan terangsang untuk meningkatkan metabolisme dengan respon menggigil. 


Aku benar-benar merasakan hal itu saat traveling ke Bukit Cinta TNBTS untuk melihat sunrise. Aku tiba di sini tepat pada pukul 04.00 WIB saat suhu berada pada titik terendah yaitu mencapai 15Cº. Di ketinggian 2.600 mdpl itu tubuhku mulai menggigil dan tenggorokanku terasa kering. Untungnya ada tumbler yang selalu sedia di tasku sehingga aku bisa minum membasahkan tenggorokanku yang kering. 

Perlu diingat sahabat traveler, walau sensasi haus itu selalu muncul jangalah minum dalam jumlah yang banyak karena akan mengganggu sistem pecernaanmu. Minumlah air sedikit-sedikit secara teratur dan jangan minum minuman manis apalagi bersoda. Kedua jenis minuman itu dapat menghalangi kemampuan tubuh dalam menyerap cairan, jadi bukannya menghilangkan rasa haus, tapi justru menambah rasa haus. 

2. Gunakan alat pelindung diri (APD) 

Tidak hanya di rumah sakit saja seorang perawat harus menggunakan APD supaya tidak terjadi kontaminasi dengan penyakit pasien. Namun, saat traveling pun perawat traveler harus menggunakan APD untuk melidungi diri dari suhu dingin. Tentunya bahan yang digunakan berbeda dengan APD di rumah sakit. 

Menikmati sejuknya udara Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di pagi hari

Tidak hanya perawat sih, semua orang yang traveling ke daerah pegunungan harus sedia APD seperti jaket tebal, syal, topi, sarung tangan, dan kacamata. Usahakan APD yang digunakan dari jenis bahan yang lembut dan hangat seperti benang rajut. 

Untungnya saat traveling ke TNBTS aku mendapatkan benda-benda itu dari penjual asongan yang mangkal di kaki Bromo. Di situ tersedia syal, sarung tangan, dan topi rajutan dari penduduk setempat dengan harga terjangkau. Di setiap benda tersebut bertuliskan huruf B yang bermakna Bromo sebagai mereknya. Benda-benda itu pun aku jadikan oleh-oleh untuk dikenang saat dibawa pulang. 

Namun, di sini tidak ada yang menjual kacamata. Jadi, kamu harus membawanya sendiri karena ini berguna untuk melindungi matamu dari pancaran sinar matahari pagi saat berlangsungnya sunrise. Kacamata juga berguna untuk melindungi mata dari debu tanah vulkanik di sekitar Bromo. Aku selalu membawa kacamata ini ke mana pun saat traveling karena benda ini selalu berguna dalam kondisi apa pun. Sahabat traveler juga harus ingat untuk membawa kacamatanya ya! 

3. Membawa cream pelembab wajah 

Jangan pikir karena berada di daerah pegunungan yang bersuhu dingin, wajahmu akan lembab. Justru sebaliknya wajahmu akan mengering bahkan bila diperhatikan di cermin bagian permukaan kulit mengelupas seperti bayi yang berganti kulit arinya. 

Cream pelembab wajah yang bisa kamu gunakan saat traveling

Itulah yang kurasakan saat traveling ke Bromo. Kulit wajahku terasa kasar yang membuat diriku tidak nyaman dan terasa perih saat dibersihkan. Saat suhu turun, kelembapan di udara juga menurun sehingga kelembapan kulit pun berkurang. Jadi, perlu cream yang bisa membantu kelembapan kulit terutama untuk wajah yang terpapar langsung dengan suhu dingin. 

Inilah kesalahanku, lupa membawa cream pelembab wajah sehingga saat aku pulang dari traveling wajahku pun mulai ditumbuhi jerawat. Ini menjadi pelajaran penting bagiku sebagai perawat traveler karena yang namanya perawat tentu harus mampu merawat dirinya, terutama untuk bagian wajah. 

4. Pembersih wajah / facial cleansing 

Ini juga penting dibawa sebagai pelindung wajah dari suhu dinginnya pegunungan. Setelah seharian lelah mendaki atau mengunjungi objek wisata destinasi pilihanmu, tentu wajah perlu dibersihkan dari kotoran yang menempel. Meskipun tidak terlihat oleh mata debu yang menempel di wajah, kamu wajib membersihkannya terlebih dahulu menggunakan facial cleansing sebelum membasuh muka dengan air. 


Gunakan facial cleansing yang biasa kamu gunakan dan cocok di wajahmu. Perlu diingat sahabat traveler, jangan juga terlalu sering membersihkan wajah karena dapat berisiko membuat luka kulit wajahmu. Gesekan kapas atau tangan di wajahmu yang kering dapat menimbulkan goresan. Bersihkanlah wajah setelah melakukan aktivitas traveling dan sebelum tidur. 

5. Pelembab bibir / lipbalm 

Sama halnya dengan pelembab wajah, bibir juga dilembabkan dengan lipbalm supaya tidak kering dan pecah-pecah. Aku menggunakan lipbalm aloe vera saat traveling ke Bromo, tapi aku jarang menggunakannya karena awalnya berpikir bibirku akan baik-baik saja. 



Rupanya lipbalm berfungsi untuk melindungi bibir dari udara yang super dingin tersebut sehingga bibir tidak menjadi pecah-pecah. Alhasil karena aku jarang menggunakan lipbalm tersebut, bibirku pun jadi pecah-pecah dan mengelupas. Ini menjadi pembelajaran penting bagiku saat traveling ke daerah pegunungan. 

6. Sediakan makanan ringan 

Seperti yang sudah aku jelaskan di atas saat suhu dingin tubuh mengalami peningkatan metabolisme sehingga dibutuhkan energi yang banyak. Rasa lapar pun akan muncul saat ini, di sinilah fungsinya makanan ringan untuk menunda lapar sebelum tiba jadwal makan makanan berat. 

Aku bersama dengan teman-temanku selalu sedia roti, keju, dan kerupuk untuk disantap di tengah udara dingin yang menusuk tulang itu. 

Persediaan makanan penunda lapar

Itulah enam benda yang harus selalu sedia ketika sahabat perawat traveler melakukan perjalanan atau mengunjungi daerah pegunungan. Semoga tidak ada benda yang terlupakan satu pun ya, agar saat kamu pulang nanti dari traveling tidak mengalami sakit. 

Good luck untuk traveling-nya, salam dari perawat traveler.
November 05, 2018

Nutrisi yang Perlu Diketahui Ibu di #1000HariPertamaAnanda

by , in
Ilustrasi. Sumber foto: https://hellosehat.com/

Berbicara tentang nutrisi #1000HariPertamaAnanda, dimulai dari fase kehamilan hingga usia anak dua tahun. Selama fase tersebut tentu berbeda cara pemenuhan nutrisinya. Pada fase anak di dalam kandungan misalnya, nutrisi janin didapat dari ibunya sehingga apa yang dikonsumsi oleh ibu berpengaruh besar untuk perkembangan janin di dalam kandungan. 

Oleh karena itu, sebagai seorang ibu kita perlu tahu nutrisi yang tepat untuk Ananda supaya tumbuh kembangnya berjalan secara optimal. Berikut nutrisi yang perlu Ibunda tahu di #1000HariPertamaAnanda. 

Fase Kehamilan 

Kebutuhan nutrisi yang diperlukan selama masa kehamilan berbeda dengan kebutuhan orang dewasa normal. Saat hamil banyak nutrien yang diperlukan karena akan digunakan untuk perkembangan janin di dalam kandungan. Oleh karena itu, peningkatan berat badan ibu semasa hamil memberi kontribusi penting terhadap kesuksesan kehamilan. 

Sumber foto ; https://hellosehat.com/
Namun, peningkatan berat badan badan saja tidak dapat dijadikan sebagai acuan untuk menentukan kecukupan asupan nutrisi. Dibutuhkan beberapa komponen seperti kalori, protein, mineral, vitamin, dan zat lainnya untuk perkembangan janin secara keseluruan. 

Peningkatan berat badan ibu yang direkomendasikan selama trimester pertama yaitu 1 – 2 kg. Selama trimester kedua peningkatan terutama terjadi pada ibu dan pada trimester ketiga peningkatan berat badan karena pertumbuhan sistem organ pada janin sudah terbentuk. Laju peningkatan berat badan ini kurang dari 1 kg per bulannya dalam dua trimester terakhir. 

Segala yang dikonsumsi ibu akan disalurkan kepada janin melalui plasenta ibu. Bila nutrisi ibu terpenuhi, maka janin pun mendapakan nutrisi yang adekuat melalui plasenta yang berguna untuk perkembangan janin hingga janin dilahirkan. 

Bila nutrisi ibu kurang, maka sel-sel di dalam plasenta berukuran lebih kecil sehingga kurang mampu menyintesis makanan yang dibutuhkan janin. Hal ini sangat berisiko pada kelahiran stunting yang sangat erat kaitannya dengan status gizi yang kurang semasa kehamilan.


Enam Bulan Pertama Pascakelahiran 

Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi lengkap untuk bayi pada enam bulan pertama pascakelahiran. Bayi normal yang mendapatkan ASI dari ibu dengan status gizi baik tidak perlu membutuhkan suplemen vitamin dan mineral tertentu karena semua komponen tersebut sudah terkandung di dalam ASI. Supaya ASI yang keluar adekuat, maka nutrisi ibu perlu dijaga dengan baik dan istirahat yang cukup. 


Nah, bagaimana untuk ibu-ibu yang bekerja? Sebenarnya tidak ada alasan untuk tidak memberikan ASI kepada bayinya. Ibu yang bekerja bisa mengakalinya dengan memompa ASI sebelum berangkat kerja dalam jumlah yang banyak supaya kebutuhan ASI bayi tetap terpenuhi. 

ASI tersebut bisa diletakkan di lemari pendingin, tapi sebelum diberikan tidak perlu dipanaskan mengunakan oven microwave karena dapat merusak kandungan ASI. Untuk mencairkan ASI yang telah membeku, cukup meletakkannya dalam rendaman air hangat dengan suhu kurang dari 40ºC. 

Alternatif yang bisa digunakan untuk pengganti ASI ialah susu formula yang diperkaya zat besi. Namun, perlu berhati-hati karena saat susu formula bubuk yang dilarutkan menggunakan air mineral kemungkinan terdapat sejumlah timbal dan komponen lainnya yang terkandung di dalam air sehinga menyebabkan risiko keracunan timbal pada bayi atau gangguan pencernaan lainnya. Oleh karena itu yang paling aman ialah dengan memberikan ASI. 

Perlu diperhatikan bahwa susu sapi murni, susu sapi rendah lemak, susu skim, dan susu buatam lainnya tidak dianjurkan diberikan kepada bayi karena sulit dicerna. Hal ini dapat meningkatkan risiko kontaminasi dan kurang memiliki komponen yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi. 

Makanan tambahan padat maupun cair tidak dianjurkan diberikan pada bayi usia kurang dari enam bulan. Pemberian makanan padat pada bayi muda akan memanjakannya pada antigen makanan yang dapat mengakibatkan alergi makanan yang mengandung protein. Selain itu, kemampuan saluran cernanya belum siap menerima makanan selain ASI sehingga akan berisiko menyebabkan makanan terdorong keluar mulut (refleks ekstruksi) dan susah keluarnya kotoran melalui anus (konstipasi). 

Enam Bulan Kedua Pascakelahiran 

Pada fase ini, ASI tetap menjadi sumber utama nutrisi. Namun, bayi harus diberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI). Di usia ini saluran cerna bayi telah cukup matur untuk mencerna nutrisi yang lebih kompleks dan tidak lagi sensitif terhadap makanan yang berpotensi menyebabkan alergi. 

Pertumbuhan gigi dimulai pada usia ini dan bayi sudah mampu menggigit dan mengunyah. Refleks ekstruksi pun sudah menghilang dan proses menelan semakin terkoordinasi yang mempermudah bayi menerima makanan padat. Kontrol kepala semakin berkembang yang memungkinkan bayi duduk dengan bantuan sandaran kursi bayi saat makan. Bayi juga sudah bisa menggenggam dan koordinasi mata – lengan semakin baik yang memungkinkan bayi untuk mengambil makan dengan jari dan memasukkannya ke mulut. 

Makanan Pendamping ASI. Sumber foto; http://ibu.sehati.info/2018/10/19/nutrisi-mpasi-pertama/
MPASI perlu dihaluskan terlebih dahulu sebelum diberikan kepada bayi dan berikan saat bayi sedang lapar. Berikan makanan dengan menggunakan sendok kecil dengan mendorong makanan ke belakang lidah karena adanya kecenderungan alamiah bayi untuk mendorong lidahnya ke depan. 

Makanan yang diberikan hendaknya harus bervariasi seperti buah, sayur, ikan, daging, dan telur sehingga bayi mengenal rasa. Satu jenis makanan diperkenalkan selama empat – tujuh hari untuk mengidentiikasi adanya alergi makanan. Pada saat jumlah makanan padat bertambah, kuantitas ASI dikurangi hingga akhirnya bayi masuk pada fase menyapih. 

Fase Menyapih 

Fase ini dimulai saat anak masuk usia dua tahun. Menyapih mengacu pada penghentian pemberian ASI atau susu botol yang diganti dengan cangkir makanan. Proses ini dilakukan secara bertahap hingga anak benar-benar terlepas dari ASI. 

Anak menggunakan mankok saat makan. Sumber foto ; https://kumparan.com/babyologist/hal-penting-sebelum-menyapih-si-kecil-1540977141136377332
Selama periode 12 sampai 18 bulan, kecepatan pertumbuhan bayi melambat mengurangi kebutuhan akan kalori, protein, dan cairan. Bahkan sebagian bayi usia 18 bulan nafsu makannya berkurang yang dikenal dengan anoreksia fisiologis. Mereka memilih-milih makanan, susah makan, dan hanya makanan tertentu yang menjadi favoritnya. Bisa jadi mereka makan banyak dalam satu hari, tapi tidak makan pada hari berikutnya. Hal ini merupakan hal yang wajar (fisiologis) saat usia ini. 

Ibu tidak perlu khawatir berlebih tentang nafsu makannya yang berubah-ubah karena memang kondisinya seperti itu. Penting untuk mengetahui makanan yang disukai anak sehingga ibu bisa memberikan nutrisinya melalui makanan yang disukai anak. Terkadang makanan yang disukai anak tidak menjamin kebutuhan gizi seimbang. Jadi, ibu perlu memperkenalkan minimal tiga kelompok makanan yang berbeda setiap kali waktu makan. Hal ini dapat membantu keberagaman pilihan rasa dan kebiasaan makanan yang seimbang. 

Inilah nutrisi yang perlu diketahui ibu di #1000HariPertamaAnanda yang tentunya dapat mencegah anak dari kelahiran stunting. Semoga para ibu memberikan nutrisi buah hatinya sesuai dengan fase tumbuh kembangnya. 




Tulisan ini diikutsertakan pada Kompetisi Menulis Artikel #1000HariPertamaAnanda.
November 04, 2018

Stimulasi Tumbuh Kembang Anak Usia 18-72 Bulan

by , in


Bagi Sahabat Traveler yang mempunyai anak usia di atas 18 bulan, nah, inilah stimulasi yang harus dilakukan untuk tumbuh kembang mereka.

1. Stimulasi Pada Anak Umur 18-24 Bulan 
a.    Kemampuan gerak kasar 
1)   Melompat. Tunjukkan anak cara melompat dengan mengangkat kedua kakinya secara bersamaan, bukan dengan langkah lompat (satu kaki di angkat). 
2)   Melatih keseimbangan tubuh. Ajari anak cara berdiri dengan satu kaki secara bergantian. Ia mungkin perlu berpegangan kepada anda atau kursi ketika ia melakukan untuk pertama kalinya. 

3)   Mendorong mainan dengan kaki. Biarkan anak mencoba mainan yang perlu di dorong dengan kakinya agar mainan itu dapat bergerak maju. 
b.    Kemampuan gerak halus 
1)   Mengenal berbagai ukuran dan bentuk. Buat lubang-lubang dengan ukuran dan bentuk yang berbeda pada sebuah tutup  kotak/kardus, beri anak mainan/benda-benda yang bisa dumasukkan lewat lubang-lubang itu. 
2)   Bermain puzzle. Beri anak permainan puzzle sederhana, yang hanya terdiri dari 2-3 potongs saja. 
3)   Menggambar wajah atau bentuk. Tunjukkan kepada anak cara menggambar bentuk-bentuk sepert; garis, bulatan, dan lain-lainnya. pakai spidol, crayon, untuk menggambar. 
4)   Membuat berbagai bentuk dari adonan kue/lilin mainan. Beri anak adonan kue (apabila anda membuat kue) atau lilin yang bisa di bentuk dan ajari bagaimana cara membuat berbagai bentuk.
c.    Kemampuan bicara dan bahasa 
1) Melihat acara televisi. Biarkan anak melihat acara anak-anak di televisi. Damping anak dan bicarakan apa yang dilihatnya. 
2)  Mengerjakan perintah sederhana. Mulai memberi perintah kepada anak, seperti “tolong bawakan hp mama kemari”. Kalau perlu tunjukkan kepada anak cara mengerjakan perintah tadi, gunakan kata-kata yang sederhana.
3) Bercerita tentang apa yang dilihatnya. Perhatikan sering-sering buku dan majalah bergambar kepada anak. Usahakan agar anak mau menceritakannya apa yang dilihat.
d.   Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian
1)   Permainan yang memerlukan interaksi dengan teman bermain; bermain petak umpet.
2)   Berpakaian. Biarkan anak memakai pakaiannya sendiri sejauh yang dapat dilakukannya.
 
3)   Memisahkan diri dengan anak. Minta tetangga/kerabat mengawasi anak ketika anda pergi meninggalkan anak. Mula-mula pergi sebentar saja, dengan cara ini, anak akan mengerti bahwa anda akan selalu kembali kepadanya. 
2.  Stimulasi pada Anak Usia 24-35 Bulan 
a.    Kemampuan gerak kasar 
1)   Latihan menghadapi rintangan. Ajari anak bermain “ular naga” merangkak di kolong meja, berjinjit mengelilingi kursi, melompat di atas bantal dan lain-lain. 
2)   Melompat jauh. Usahakan anak agar melompat jauh dengan kedua kakinya bersamaan.letakkan sebuah handuk tua di lantai, ajari anak melompatinya. 

b.    Kemampuan gerak halus. 
1) Membuat gambar tempelan. Bantu anak memotong gambar-gambar dari majalah tua dan gunting untuk anak. Kemudian temple kertas tersebut dan bicarakan kepada anak apa yang sedang di buatnya. 
2)   Memilih dan mengelompokkan benda-benda menurut jenisnya. Berikan kepada anak bermacam-macam benda, misalnya; uang logam, bebagai jenis kancing, benda berbagai warna, kemudian meminta anak untuk memilih dan mengelompokkan benda tersebut sesuai jenisnya. 
3) Konsep jumlah. Tunjukkan kepada anak cara mengelompokkan benda dalam jumlah satu-satu, dua, tiga dan seterusnya.

c.    Kemampuan bicara dan bahasa 
1)   Menyebut nama lengkap anak. Ajari anak cara menyebut namanya secara lengkap. Sebutkan nama lengkap anak dengan perlahan. Minta anak mengulanginya.   
2)   Bercerita tantang diri anak. Anak senang mendengar cerita tentang dirinya. Ceritakan kembali kejadian-kejadian lucu dan menarik yang dialami anak. 
3)   Menyebutkan nama berbagai jenis pakaian. Ketika mengenakan pakaian anak, sebut nama jenis pakaian tersebut sepert baju, celana, kaos, rok dan sebagainya. 
4)   Menyatakan keadaan suatu benda. Ketika mengajak anak bicaara, gunakan ungkapan yang menyatakan keadan suatu benda misal “pakai kemeja merah itu”. 
d.   Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian 
a.    Melatih buang air kecil dan buang air besar di kamr mandi/wc. Ajari anak memberitahukan kepada anda bila ingin buang air kecil/besar. 
b.    Berdandan. Biarkan anak berdandan mengenakan pakian dewasa yang sudah tua, beri anak beberapa topi anak-anak, rok, celana, sepatu dan sebagainya.

3.   Stimulasi pada Anak Usia 36-48 bulan 
a.       Kemampuan gerak kasar 
1) Menangkap bola. Ajak anak “menangkap bola”, gunakan bola sebesar bola tenis. Sekali-kali bola dilempar kearah anak, minta anak menangkapnya, kemudian melempar kembali. 
2)  Menirukan binatang jalan. Tunjukkan pada anak cara binatang berjalan, missal anjing berjalan dengan kedua kaki dan tangan. Ajak anak ke kebun binatang dan tirukan gerak-gerik binatang. 
b.      Kemampuan gerak halus 
1)  Memotong. Beri anak gunting, tunjukkkan cara menggunting. Beri gambar besar untuk latihan menggunting. 
2)  Menempel gambar. Bantu anak menemukan gambar/foto menarik dari majalah, potong kertas dan sebagainya. Minta anak menempel gambar tersebut pada karton/kertas  tebal. Gantung gambar itu di kamar anak. 
c.  Kemampuan berbicara dan bahasa 
1) Berbicara dengan anak. Buat agar anak mengajukan berbagai pertanyaan. Jawab pertanyaan tersebut dengan kata-kata sederhana, gunakan lebih dari satu kata. 
2) Bercerita mengenai dirinya. Buat agar anak mau bercerita mengenai dirinya, hobinya atau mengenai anda. Anda dapat bercerita tentang sesuatu dan kemudian minta anak menyelesaikan cerita itu. 
d.  Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian 
1)  Makan pakai sendok garpu. Bantu anak makan pakai sendok dan garpu dengan baik. 

2) Mencuci tangan dan kaki. Tunjukkan pada anak cara memakai sabun dan membasuh dengan air ketika mencuci kaki dan tangannya. Setelah itu dapat dilakukannya, ajari ia untuk mandi sendiri.
 4.      Stimulasi pada Anak Umur 46-60 bulan
 
a.       Kemampuan gerak kasar 
1)      Main engklek. Gambar kotak-kotak permainan englek di lantai. Ajari anak dan teman-temanya cara bermain engklek. 
2)      Melompat tali. Pada waktu anak bermain dengan teman sebayanya, tunjuk 2 anak untuk memegang tali raffia (panjang 1 meter), atur jarak dari tanah, jangan terlalu tinggi. Tunjukkan kepada anak cara melompat tali dan bermain “katak melompat”.
b.      Kemampuan gerak halus 
1)  Menggambar. Ketika anak sedang menggambar, minta anak melengkapi gambar tersebut, missal: menggambar baju pada gambar orang, menggambar pohon, bunga, matahari, pagar pada gambar rumah, dan sebagainya. 
2) Menggunting. Bila anak sudah bisa memakai gunting tumpul, ajari cara menggunting kertas yang sudah dilipat-lipat, membuat suatu bentuk seperti rumbai-rumbai, orang, binatang, mobil dan sebagainya. 
c.  Kemampuan bicara dan bahasa 
1) Mengenal angka. Bantu anak mengenali angka dan berhitung. Ajak anak bermain kartu, gunakan kartu angka 2-10.
2) Mengenal musim. Bantu anak mengenal musim hujan dan kemarau bicarakan apa yang terjadi pada musim itu, pengaruhnya terhadap tanaman, binatang dan alam sekitarnya. 
d. Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian 
1) Membentuk kemandirian. Beri kesempatan pada anak untuk mengunjungi tetangga dekat, teman atau saudara tanpa ditemani anda. Selanjutnya minta anak bercerita tentang kunjungannya itu. 
2) Membuat “album” keluarga. Bantu anak membuat album keluarga yang ditempeli dengan foto-foto anggota keluarga. Tulis nama setiap orang di bawah fotonya.
 
5.    Stimulasi pada anak umur 60-72 bulan
 
a.    Kemampuan gerk kasar 
1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan; dorong anak dan temannya main bola, permainan menjaga keseimbngan, berlari, lompat jauh dan ssebagainya. 
2)  Naik sepeda dan bermain sepatu roda. Beritahu anak hal-hal untuk keaamannya ketika bermain. Bila anak sudah bisa naik sepeda atau main sepatu roda beri tahu peraturan-perturan yang harus dipatuhi untuk menjaga keamanan anak.

b.    Kemampuan gerak halus. 
1) Mengerti urutan kegiatan. Bantu anak mengerti urutan kegiatan dalam mengerjakan sesuatu. Misalnya mencuci tangan, menyiapkan makanan dan sebagainya. 
2) Berlatih mengingat-ingat. Bila anak sudah mengenal angka 1-6, tulis stiap angka tersebut pada potongan kertas kecil. 
3) Mengenal waktu. Buat “jam” dari kertas/karton dengan dua buah jarum petunjuk, letakkan jarum penunjuk pada waktu makan sian, waktu malam dan waktu lainnya. 
4)   Menggambar dari berbagai sudut pandang. Ajari anak menggambar benda dari berbagai sudut pandang, misalnya kabar kursi dari depan dan dari belakang. 
c.    Kemampuan bicara dan bahasa 
1)   Mengenal benda yang serupa dan berbeda. Bantu anak mengenal benda yang serupa dan yang berbeda. Tanya pada anak perbedaan radio-televis, kursi, bangku dan lainnya. 
2)   Bermain tebak-tebakkan. Minta anak menebak/menyebutkan nama benda yang di dekatnya setelah anda menjelaskan tanda-tanda benda tersebut. 
3) Menjawab pertanyaan “mengapa?” ajari anak menjawab pertannyaan “mengapa?” misalnya “ mengapa rumah mempunyai atap” “mengapa kita menyikat gigi?” 
4)   Mengenal uang logam. Ajari anak mengenal berbagai jenis uang logam.

d.   Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian 
1)   Berkomunikasi dengan anak. Luangkan waktu setiap hari untuk bercakap-cakap dengan anak. Dengarkan ketika anak berbicara dan tunjukkan bahwa anda mengerti pembicaraan anak dengan mengulangi apa yang dia katakan. 
2) Berteman dan bergaul. Pada umur ini anak-anak senang sekali bergaul dan membutuhkan teman sebaya untuk bermain. Bantu dan beri anak kesempatan berkumpul dengan teman-temannya. 
3) Mematuhi peraturan keluarga. Buat persetujuan dengan suami/istri anda mengenai peraturan keluarga. Sertakan anak pada “pertemuan” keluarga ketika membicarakan peraturan tersebut. Adakan pertemuan keluarga secara rutin untuk membicarakan acara keluarga minggu ini/minggu depan, rencana jalan-jalan atau ketika menentukan waktu anak mandi sore, sembahyang/ibadah, dan sebagainya.

November 03, 2018

Stimulasi Tumbuh Kembang Anak Usia 3-18 Bulan

by , in


Di postingan sebelumnya Perawat Traveler sudah menjelaskan tentang pentingnya stimulasi tumbuh kembang anak dan stimulasi pada usia anak 0-3 bulan. 

Silakan baca Pentingkah Stimulasi Tumbuh Kembang Anak? Sekarang kita lanjut penjelasan tentang stimulasi anak usia 3-18 bulan.

1. Stimulasi pada Bayi Usia 3-6 Bulan 

a. Kemampuan gerak kasar 

1) Stimulasi perlu dianjurkan; berguling-guling dan menahan kepala tetap tegak. 

2) Menyangga berat. Angkat badan bayi melalui bawah ketiaknya ke posisi berdiri. Perlahan-lahan turunkan badan bayi hingga badan bayi menyentuh meja, tempat tidur atau pangkuan anda. 

3) Mengembangkan kontrol terhadap kepala. Latih bayi agar otot-otot lehernya kuat. Letakkan bayi pada posisi telentang, pegang kedua pergelangan tangan bayi, tarik bayi perlahan-lahan kearah anda, sehingga badan bayi terangkat ke posisi setengah duduk. 


4) Duduk. Bantu bayi agar bisa duduk sendiri. Mula-mula bayi di dudukan di kursi dengan sandaran agak jauh kebelakang. Ketika bayi duduk, beri mainan kecil di tangannya. 

b. Kemampuan gerak halus 

1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan. Melihat, meraih, menendang mainan gantung, memperhatikan benda bergerak, melihat benda-benda kecil, meraba dan merasakan bentuk permukaan. 

2) Memegang benda dengan kuat. Letakkan sebuah mainan kecil yang berbunyi atau bewarna cerah di tangan bayi. Setelah menggenggam mainan tersebut, tarik pelan-pelan untuk melatih bayi memegang benda dengan kuat. 

3) Memegang benda dengan kedua tangan. Letakkan sebuah benda atau mainan di tangan bayi dan perhatikan apakah ia memindahkan benda tersebut ke tangan lainnya. 

4) Makan sendiri. Beri kesempatan kepada bayi untuk makan sendiri, mula-mula berikan biskuitnya sehingga bayi bisa belajar makan biscuit. 


5) Mengambil benda-benda kecil. Letakkan benda kecil seperti remah-remah makanan atau potongan-potongan biscuit di depan bayi. Ajari bayi mengambil benda tersebut. 

c. Kemampuan bicara dan bahasa 

1) Stimulasi yang pelu dilanjutkan; berbicara, meniru suara-suara, mengenali berbagai suara. 

2) Mencari sumber suara. Ajari bayi agar memalingkan mukanya ke arah sumber suara. Mula-mula muka bayi di pegang dan di palingkan perlahan-lahan kea rah sumber suara. 


3) Menirukan kata-kata. Ketika berbicara dengan bayi, ulang beberapa kata berkali-kali dan usahakan agar bayi menirukannya. Yang paling mudah di tirukan bayi adalah kata papa dan mama., walaupun ia belum mengerti artinya. 

d. Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian 

1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan; member rasa aman dan kasih sayang, mengajak bayi tersenyum, mengamati, mengayun, menina-bobokan. 

2) Bermain “Ciluk-ba”. Pegan sapu tangan, kain, atau Koran untuk menutupi wajah anda dari pandangan bayi, singkirkan penutup tersebut dari hadapan bayi dan katakana “Ciluk-ba” ketika bayi dapat melihat wajah anda kembali. 

3) Melihat dirinya di kaca. Pada umur ini, bayi senang melihat dirinya di cermin. Bawalah bayi melihat dirinya di cermin yang tidak mudah pecah. 


4) Berusaha meraih mainan. Letakkan sebuah mainan sedikit di luar jangkauan bayi, gerak-gerakkan mainan itu di depan bayi sambil berbicara kepadanya agar ia berusaha untuk mendapatkannya. 

2. Stimulasi Bayi Usia 6-9 Bulan 

a. Kemampuan gerak kasar 

1) Merangkak. Letakkan sebuah mainan di luar jangkauan bayi, usahakan agar ia mau merangkak kea rah mainan dengan menggunakan kedua tangan dan lututnya. 

2) Menarik ke posisi berdiri. Dudukkan bayi di tempat tidur, kemudian tarik bayi ke posisi berdiri. 

3) Berjalan berpegangan. Ketika bayi telah mampu berdiri, letakkan mainan yang disukainya di depan bayi dan jangan terlalu jauh. Buat bayi agar mau berjalan berpegangan pada ranjangnya. 


4) Berjalan dengan bantuan. Pegang kedua tangan bayi, dan buat agar ia mau berjalan. 

b. Kemampuan gerak halus 

1) Memasukkan benda ke dalam wadah. Ajari bayi memasukkan mainan kecil ke dalam suatu wadah yang di buat dari karton, kardus atau plastic. 

2) Bermaina :genderang” ambil kaleng kosong bekas, bagian atasnya di tutupi dengan plastic tebal seperti “genderang” tunjukkan cara memukulnya dengn sendok kayu hingga menimbulkan suara. 

3) Memegang alat tulis dan mencoret-coret. Sediakan krayon/pensil bewarna dan kertas bekas di atas meja. Dudukan bayi di pangkuan anda, bantu bayi agar ia dapat memegang krayon/pensil dan ajarkan bagaimana cara mencoret-coret kertas. 


4) Bermain mainan yang mengapung di air. Buat mauinan dari karton bekas, yang bisa mengapung di atas air. Biarkan bayi main dengan mainan tersebut ketika mandi. Jangan biarkan bayi sendiri ketika mandi. 

c. Kemampuan bicara dan bahasa 

1) Menyebutkan nama-nama gambar di buku/majalah. Pilih gambar-gambar yang menarik seperti gambar binatang, kederaan, meja, gelas, dan sebagainya. 



2) Menunjukkan dan menyebutkan nama gambar-gambar. tempelkan berbagai macam guntingan gambar yang menarik dan bewarna-warni, misalnya gambar binatang, mainan, alat rumah tangga, bunga, buah-buahan, dan sebagainya. Ajak bayi melihat gambar-gambar tersebut, bantu ia menunjukkan gambar yang namanya anda sebutkan. 

3. Stimulasi pada Bayi Usia 9-12 Bulan 

a. Kemampuan gerak kasar 

1) Bermain bola. Gelindingkan bola ke arahnya dan usahakan agar ia menggelindingkan bola atau memukulnya kembali kea rah anda. 

2) Membungkuk. Jika bayi sudah bisa berdiri, letakkan sebuah mainan di lantai, ajak agar ia mau membungkuk dan mengambil mainan itu tanpa berpegangan. 

3) Berjalan sendiri. Bantu bayi agar mau berjalan beberapa langkah tanpa berpegangan. 

4) Naik tangga. Tunjukkan kepada bayi cara naik tangga dengan merangkak, kemudian biarkan ia menuruni tangga dengan melangkahkan kakinya. 


b. Kemampuan gerak halus 

1) Menyusun balok/kotak. Ajari bayi menyusun beberapa balok/kotak besar. Balok/kotak dapat di buat dari karton atau potongan-potongan kayu bekas. 

2) Menggambar. Letakkan krayon/pensil bewarna dan kertas di meja. Ajak bayi menggambar dengan krayon atau pensil bewarna. 

3) Bermain di dapur. Biarkan bayi bermain di dapur ketika anda sedang memasak. Pilih lokasi yang jauh dari kompor dan letakkan sebuah kotak tempat meyimpan mainan alat memasak dari plastik atau benda-benda yang ada di dapur seperti gelas, mangkuk, sendok, tutup gelas dari plastik. 


c. Kemampuan bicara dan bahasa 

1) Menirukan kata-kata. Setiap hari berbicara kepada bayi, sebtkan kata-kata yang telah diberitahukan kepadanya, seperti minum, mandi, tidur, kue dll. 

2) Berbicara dengan boneka. Beli sebuah boneka, dan berpura-puralah boneka itu yang berbicara kepada bayi dan buat bayi agar mau berbicara kembali dengan boneka. 

3) Bersenandung dan bernyanyi. Nyanyikan lagu dan bacakan syair anak kepada bayi sesering mungkin. 

d. Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian 

1) Minum sendiri dari sebuah cangkir. Bantu bayi memegang cangkir dan minum dari cangkir itu. 

2) Makan bersama-sama. Ajaka bayi makan bersama-sama dengan aggota keluarga lainnya. 

3) Menarik mainan yang letaknya agak jauh. Ajari bayi untuk mengambil sendiri mainan yang letaknya agak jauh dengan cara meraih, menarik ataupun mendorong badannya supaya dekat dengan mainan tersebut. 


4. Stimulasi pada Anak Usia 12-15 Bulan 

a. Kemampuan gerak kasr 

1) Menarik mainan. Jika anak sudah bisa jalan tanpa berpegangan, berikan mainan yang bisa di tarik ketika anak berjalan. 

2) Berjalan mundur. Ajari anak cara melangkah mundur dengan cara memberikan mainan yang bisa di tarik, karena anak akan mengambil langkah mundur untuk dapat memperhatikan mainan itu. 

3) Berjalan sambil berjinjit. Tunjukkan kepada anak cara berjalan sambilo berjinjit. Buat agar anak mau mengikuti anda berjinjit di sekeliling ruangan. 

4) Menangkap dan melempar bola. Tunjukkan kepada anak cara melempar sebuah bola besar, kemudian cara menangkap bola tersebut 


b. Kamampuan gerak halus 

1) Memasukkan dan mengeluarkan benda. Ajari anak cara memasukkan benda-benda kedalam wadah dan tunjukkan bagaimana cara mengeluarkannya. 

2) Memasukkan benda yang satu ke benda yang lainnya. sediakan mangkuk atau kotak plastik dari berbagai ukuran. Tunjukkan kepada anak cara meletakkan mangkuk yang ukurannya lebih kecil ke mangkuk lebih besar. Buat agar anak mau melakukannya sendiri. 


c. Kemampuan bicara dan bahasa 

1) Menyebut nama bagian tubuh. Ketika anda mengenakan pakaian anda, tunjukkan ndan sebutkan nama bagian tubuh anak. Usahakan anak mau menyebutnya kembali. 

2) Pembicaraan. Bila anak memintak sesuatu dengan hanya menyebutkan satu kata saja misalnya “mama”, maka ajari anak agar ia mengatakan dua kata. Puji anak bila mau menirukan merangkai kata-kata dengan baik. 


d. Kemampuan bersosialisasi 

1) Menirukan pekerjaan rumah tangga. Ketika anda membersihkan rumah, menyapu dan melakukan pekerjaan rumah tangga lainnya, ajak anak untuk menirukannya. 

2) Melepas pakaian. Tunjukkan kepada anak cara melepas pakaiannya. Mula-mula bantu anak dengan membukakan kancing bajunya, melepas sepatunya, atau menarik kaus melewati kepala anak. 

3) Pergi ke tempat-tempat umum. Bawa anak ke kebun binatang, museum, dan taman. 


5. Stimulasi pada Anak Usia 15-18 Bulan 

a. Kemampuan gerak kasar 

1) Bermain di luar rumah; bermain ayunan, memanjat tangga, berlari-lari, di halaman atau di taman bermain untuk umum. Jangan biarkan anak seorang diri ketika ia bermain di luarrumah. 

2) Menendang bola. Tunjukkan kepada anak bagaiman menendang sebuah bola besar kea rah tonggak-tonggak agar roboh. 


b. Kemampuan gerak halus 

1) Meniup. Ajari anak meniup busa sabun dengan menggunakan alatnya. Bicarakan mengenai bentuk dan bagaimana rasanya meraba busa itu. 



2) Membuat untaian. Ajari anak membuat untaian benda-benda seperti manik-manik besar, kancing besar, makroni, dan lain-lain dengan tali sepatu yang cukup kuat. 

c. Kemampuan bicara dan bahasa 

1) Bercerita tentang gambar di buku/majalah. Sering-sering ajak anak melihat buku bergambar atau majalah. Minta anak bercerita tentang apa yang dilihat di buku/majalah tersebut.

 
2) Telepon-teleponan. Beri anak sebuah “telepon” terbuat dari gulungan kertas/kardus bekas. Buat permainan seperti menelpon nenek. 

3) Menyebut nama berbagai barang. Ketika anda ke pasar, ajak anak dan sebutkan nama barang-barang yang anda beli. Usahakan agar anak mau menyebutkan dulu sebelum anda melakukannya. 

d. Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian 

1) Memeluk dan mencium. Peluk dan cium anak sering-sering dan buat ia memeluk dan mencium anda kembali. 


2) Membereskan mainan/membantu kegiatan rumah. Ajari anak mengambil dan menyimpan mainan, baju, dan lain-lain miliknya. Mula-mula anak perlu dibantu, tetapi sedikit demi sedikit kurangi bantuan anda dan biarkan ia melakukan sendiri. 

3) Bermain dengan teman sebaya. Ajak teman-teman anda yang mempunyai anak sebaya anak anda bertemu secara teratur. 

4) Permainan baru. Tunjukkan permainan baru kepada anak seperti main kejar-kejaran, putar-putaran, dan lain-lain.

Nah, itulah stimulasi yang bisa dilakukan untuk anak usia 3-18 bulan. Stimulasi yang diberikan berbeda di setiap tumbuh kembang anak, ketahuilah jenis stimulasi apa yang cocok seseuai dengan usianya.

My Instagram